Bisnis fashion merupakan salah satu bisnis yang terus mengalami perkembangan, karena tren fashion yang selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Perkembangan fashion yang terus meningkat ini tidak luput dari tantangan bisnis fashion yang semakin besar, terutama yang berkaitan dengan operasional.
Beberapa tantangan dalam dunia bisnis fashion terkait hal ini yaitu lonjakan permintaan musiman, tingginya jumlah stock, dan banyak lagi. Selengkapnya mengenai hambatan di industri fashion akan diuraikan berikut ini.
Key Takeaways
- Bisnis fashion merupakan salah satu bisnis yang terus mengalami perkembangan karena tren fashion yang selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun.
- Tantangan bisnis fashion yaitu lonjakan permintaan musiman, tingginya jumlah SKU, retur atau pengembalian yang berputar-putar, dan manajemen stok yang buruk.
- Fulfillment Biteship adalah teknologi yang memungkinkan manajemen stok yang bersistem.
Tantangan Bisnis Fashion
Berikut ini 4 hambatan di industri fashion yang mungkin para pebisnis rasakan.
1. Lonjakan Permintaan Musiman
Berdasarkan Maukar et al. (2019) permintaan musiman merupakan permintaan yang terjadi pada periode-periode tertentu dan selalu berulang pada periode berikutnya. Misalnya, pakaian renang yang populer saat cuaca hangat, sedangkan mantel wol saat musim dingin.
Permintaan ini, sering kali menjadi tantangan bagi pelaku bisnis, terutama jika stok produk tidak bisa memenuhi permintaan pasar. Tidak hanya itu, lonjakan permintaan ini juga bisa mengakibatkan risiko kelebihan stok, apabila barang tidak habis terjual dalam periode musim tersebut.
Kelebihan stok tentu saja menyebabkan pemborosan, sedangkan kekurangan stok bisa merusak reputasi bisnis Anda pada pembeli. Tidak hanya itu, permintaan musiman juga bisa menyebabkan gangguan operasional, karena lonjakan permintaan tiba-tiba membutuhkan respons cepat.
2. Tingginya Jumlah SKU
Stock Keeping Unit (SKU) adalah kode atau nomor identifikasi khusus yang digunakan untuk manajemen inventaris, terutama dalam hal mengidentifikasi dan melacak produk. Tingginya jumlah SKU ini biasanya disebabkan karena jumlah permintaan yang rendah, namun produksi yang tinggi.
Tingginya jumlah SKU tentu saja menjadi tantangan bisnis fashion yang cukup serius karena akan sangat merepotkan dan menjadi masalah bagi pelaku bisnis, terutama saat mengelola inventaris dan bahkan saat mendaftarkannya di platform e-commerce baru.
Baca juga: Tips Menangani SKU yang Banyak untuk Bisnis Fashion
Anda mungkin akan kehilangan jejak barang, akibat salah menaruhnya, sehingga ada risiko kelebihan dan kekurangan stok. Tidak hanya itu, tingginya SKU juga bisa menyebabkan Anda kesulitan dalam pembaruan harga, melacak kemajuan penjualan, dan memperbarui ulang harga yang tercantum.
Selain itu, kendala terkait SKU ini juga bisa berisiko pada tidak optimalnya promosi produk Anda. Pasalnya, Anda akan sibuk mengatur berbagai jumlah SKU ini.
3. Retur atau Pengembalian yang Berputar-putar
Retur atau pengembalian barang menjadi tantangan serius bagi pebisnis fashion. Tren fashion yang terus berubah menjadi faktor utama terjadinya masalah ini. Tidak hanya itu, pengembalian juga bisa disebabkan karena ukuran yang tidak tepat atau deskripsi produk yang tidak sesuai.
Pengembalian ini tentu saja akan merugikan penjual, pasalnya proses pengiriman produk memerlukan modal. Apabila dikembalikan, tentu saja penjual merugi.
Tidak hanya itu, dari pihak pengecer tentu saja juga akan merugi. Pasalnya, mereka harus mengembalikan barang ke pemilik bisnis dengan ongkir yang tinggi.
Jika hal ini terus terjadi, operasional bisnis dapat terganggu karena penjual akan disibukkan mengurus pengembalian ini. Oleh sebab itu, penting sekali untuk mencari solusi secepatnya, untuk meminimalkan masalah yang lebih serius.
4. Manajemen Stok yang Buruk
Hingga saat ini, tantangan bisnis fashion yang utama yaitu manajemen stok yang buruk. Banyak bisnis fashion yang kewalahan dan tidak bisa mengatur stok produknya dengan baik.
Banyak pelaku bisnis yang melakukan produksi berlebihan untuk mencegah stok kosong. Padahal, cara ini malah akan menciptakan masalah jika produk tidak laku terjual.
Menurut penelitian, dari 100 miliar pakaian yang dibuat setiap tahunnya, 92 juta ton dari pakaian tersebut berakhir di tempat pembuangan. Bahkan dari 13 juta ton yang pelaku bisnis produksi setiap tahunnya, sekitar 30% pakaian yang mereka buat setiap musimnya tidak terjual.
Hal ini biasanya terjadi karena kesalahan manajemen inventaris, terutama jika manajemen dilakukan secara manual. Pemilik bisnis mungkin akan kelelahan untuk memperbaharui setiap platform secara manual terkait stok produk.
Apalagi jika terdapat ribuan dan jutaan produk, maka akan sangat sulit untuk mengidentifikasi mana produk yang harus dikirim dan produk apa saja yang masih tersedia. Jika ini terus berlanjut, maka akan berpengaruh pada proses penjualan dan keberlangsungan bisnis ke depannya.
Biteship Hadir Menjawab Tantangan Bisnis Fashion
Solusi terbaik sebagai upaya menghadapi tantangan bisnis fashion adalah menggunakan jasa fulfillment dari pihak ketiga, seperti Biteship. Fulfillment Biteship menerapkan teknologi yang memungkinkan manajemen stok yang bersistem.
Teknologi ini menawarkan integrasi ke semua marketplace, yang membantu Anda untuk mengawasi inventaris produk dan pesanan termasuk pendataan order dan stok di seluruh saluran, hanya dengan satu platform. Jadi, tidak ada lagi istilah manajemen stok yang buruk, akibat dari manajemen stok yang dilakukan secara manual.
Selain itu, teknologi ini juga bisa membantu Anda dalam menganalisis perilaku konsumen melalui informasi apakah produk Anda lebih laku di toko fisik atau online. Data ini berikutnya bisa Anda gunakan sebagai acuan untuk memilik toko dengan distribusi yang paling menguntungkan.
Tidak hanya itu, teknologi ini juga membantu dalam mengatasi permintaan pasar fashion yang tidak menentu, seperti permintaan musiman, melalui manajemen stok yang tersistem. Selain itu, fulfilment Biteship juga memiliki fitur “Rangkuman Data Order” yang bisa membantu Anda mengetahui data penjualan, sehingga bisa mencegah risiko SKU dan stok berlebih.
Fitur ini juga bisa membantu Anda mengetahui apabila ada produk yang diretur, untuk kemudian bisa Anda gunakan sebagai bahan evaluasi pada penjualan berikutnya. Contohnya, data menunjukkan rata-rata pengembalian oleh wanita, maka kemungkinan besar masalahnya pada spesifikasi ukuran yang terlalu besar.
Tertarik Menggunakan Biteship Fullfilment?
Biteship Fulfillment dapat menjadi jawaban atas tantangan bisnis fashion, seperti lonjakan permintaan musiman, tingginya jumlah SKU, retur atau pengembalian yang berputar-putar, dan manajemen stok yang buruk. Pasalnya, Biteship tidak hanya menawarkan manajemen stok yang bersistem, tetapi juga memiliki banyak fitur lainnya untuk menunjang bisnis Anda.
Seperti Integrasi API yang mendukung integrasi dengan 30+ kurir di Indonesia, sehingga hanya dengan satu kali kerja sama, Anda bisa melakukan pengiriman produk dengan berbagai kurir sesuai kebutuhan. Ini tentunya lebih efisien waktu dan tenaga, sehingga Anda bisa mengalokasikan waktu Anda lebih banyak untuk promosi produk dan mengatur strategi bisnis lainnya.
Menariknya, Biteship menawarkan biaya dengan harga yang kompetitif, sehingga cocok untuk pelaku bisnis di segala level. Informasi selengkapnya, kunjungi website Biteship!