Dalam laporan pembukuan keuangan, terdapat banyak istilah yang digunakan untuk menggolongkan jenis biaya. Salah satunya adalah istilah accrued expense. Accrued expense adalah beban perusahaan yang masih belum terlunasi, tetapi sudah tercatat di catatan keuangan.
Accrued expense memiliki manfaat bagi perusahaan untuk bisa merencanakan dan mengelola keuangan dengan lebih efektif. Dengan beban biaya yang masih belum terbayar, Anda bisa merencanakan pengeluaran di masa depan, sehingga perusahaan bisa lebih memahami posisi keuangannya.
Apa Itu Accrued Expense?
Bagi Anda yang masih kurang familiar dengan istilah keuangan ini, accrued expense adalah beban pengeluaran wajib perusahaan yang tetap tercatat dalam catatan keuangan, meskipun belum terlunasi. Pencatatan beban yang masih harus dibayar di masa depan sesuai dengan periode akuntansi dari perusahaan.
Pembayaran beban tersebut bisa lebih besar atau kecil, karena tagihan bisa jadi berubah dari perjanjian awal, sehingga seorang akuntan perlu melakukan penyesuaian di buku besar usai transaksi selesai.
Tujuan dari pencatatan accrued expense ini adalah untuk menghindari penumpukan tagihan yang menyebabkan tagihan terlupakan.
Oleh sebab itu, dari mencatat perkiraan estimasi biaya untuk membayar beban perusahaan di masa depan, perusahaan akan memperoleh gambaran besaran kewajiban yang harus dibayarkan.
Selain itu, perusahaan akan menjadi jauh lebih siap untuk mempersiapkan dana sejak dini. Jadi, Anda tidak boleh meremehkan beban-beban tagihan yang masih belum terbayar. Karena bisa jadi Anda melupakan beban-beban tersebut dan kurang persiapan untuk menyediakan dananya.
Masukkan accrued expense ke dalam catatan keuangan, supaya Anda bisa memperkirakan arus kas yang akan dibayarkan di masa depan.
Baca Juga: Apa Itu Sistem Transaksi? Ini Dia Pengertian, Jenis, dan Buktinya
5 Jenis Biaya Accrued Expense
Nah, setelah memahami apa itu accrued expense, apakah Anda tahu apa saja jenis biaya yang termasuk ke accrued expense? Saat menulis laporan keuangan, terdapat nama akun yang berbeda-beda, meskipun masih dalam satu kategori sama yakni accrued expense. Berikut 5 macam beban yang perlu dilunasi di masa depan:
1. Upah atau Gaji
Setiap perusahaan tentunya memiliki tenaga kerja atau karyawan yang wajib diberi imbalan atas pekerjaan mereka dalam bentuk upah. Perusahaan menerapkan sistem gaji secara bervariasi. Biasanya, penggolongan sistem pemberian gaji berdasarkan kurun waktu harian, mingguan, hingga bulanan.
Seringkali, periode pembukuan telah selesai sebelum masuk ke tanggal pembayaran gaji karyawan. Apabila kejadian semacam itu terjadi, maka perusahaan perlu mencatat gaji sebagai beban yang masih harus dibayar pada pembukuan saat ini dan pembayaran gaji karyawan dapat dilakukan setelah periode pembukuan berakhir.
2. Pembelian yang Telah Diterima
Accrued expense adalah beban yang masih harus perusahaan bayar nantinya. Ketika perusahaan telah menerima pembelian barang dan jasa dari pihak vendor yang menggunakan sistem Purchase Order, maka kamu sudah mengetahui total tagihannya sejak awal.
Meskipun belum ada tagihan invoice yang ditujukan kepada perusahaan, perusahaan sudah mendapatkan perkiraan beban biaya yang harus dibayar nantinya. Oleh karena itu, pembelian yang telah diterima termasuk kategori accrued expense.
3. Sewa Kantor
Jika Anda memiliki perusahaan dengan lahan yang bukan milik sendiri, maka perlu memasukkan biaya sewa kantor sebagai beban yang masih harus dibayar di masa depan. Pembayaran sewa kantor bisa dalam periode bulanan maupun tahunan.
Walaupun Anda belum membayar biaya sewa kantor, tetapi biaya tersebut termasuk beban wajib perusahaan. Maka dari itu, biaya sewa kantor akan dicatat sebagai kategori accrued expense pada pembukuan.
4. Hutang Bunga
Bagi perusahaan yang melakukan peminjaman pada bank, maka perlu melunasi hutang bunga pinjaman sesuai dengan jangka waktu cicilan yang perusahaan ambil. Kewajiban membayar hutang bunga, meski belum ditagihkan, tetapi perusahaan dapat membuat perkiraan pengeluaran, sehingga tergolong accrued expense.
5. Beban Lain-Lain
Selain upah, sewa kantor, hutang bunga, dan pembelian yang telah diterima, masih ada beban pengeluaran lain yang dilakukan oleh perusahaan. Pengeluaran lain-lain itu misalnya seperti tunjangan, peralatan kantor, pajak yang belum terbayar, dan lain sebagainya.
Perusahaan akan tetap membayar beban lain-lain ini pada akhir periode pembukuan. Namun, pencatatannya tetap sebagai accrued expense, sebab beban lain-lain termasuk ke dalam tagihan wajib yang perlu perusahaan lunasi suatu hari nanti.
Baca Juga: Cara Buat dan Contoh Laporan Keuangan Sederhana, Cocok Terapkan Dalam Bisnis!
Contoh Kasus Accrued Expense
Supaya Anda dapat lebih mudah memahami tentang accrued expense, maka bisa menyimak pembahasan berikut:
1. Contoh Kasus Pertama
Perusahaan C menyewa tukang air untuk memperbaiki saluran air yang mampet pada tanggal 10 Juni. Akan tetapi, tukang air tersebut menyelesaikan pekerjaan dan mengirimkan faktur ke Perusahaan C pada tanggal 5 Juli sebesar Rp5.000.000,00.
Karena faktur yang dikirim telah melewati batas periode akuntansi saat ini, maka perusahaan perlu menambah beban dan kewajiban lancar terkait dalam pembukuan sebelum periode berakhir. Pencatatan ini dalam jurnal akan ditulis sebagai beban perbaikan pada beban yang masih harus dibayar masing-masing Rp5.000.000,00.
Nah, beban yang masih harus dilunasi tersebut dapat disesuaikan saat perusahaan menerima faktur yang sebenarnya. Bisa jadi, nilai tagihan lebih rendah atau tinggi dari perkiraan beban awal.
2. Contoh Kasus Kedua
Contoh kasus kedua accrued expense adalah beban gaji yang belum terbayar. Pada akhir bulan Maret, Perusahaan A memiliki sejumlah karyawan dengan total gaji bulanan sebesar Rp30.000.000,00.
Perusahaan hanya sempat membayar gaji sebesar Rp20.000.000,00 pada akhir bulan Maret, sehingga masih memiliki tagihan yang belum terbayarkan sebesar Rp10.000.000,00. Hutang beban gaji tersebut ingin perusahaan catat pada akhir bulan Maret.
Jadi, perusahaan mencatat di jurnal dengan rincian akun beban gaji yang belum dibayar sebesar Rp10.000.000,00 di debit dan hutang gaji sebesar Rp10.000.000,00 di kredit. Karena perusahaan masih berhutang, maka biaya tersebut diperlakukan sebagai kewajiban.
Baca Juga: Fixed Cost: Pengertian, Contoh, Cara Menentukan
Sudah Paham Apa Itu Accrued Expense?
Setelah menyimak dan memahami pembahasan di atas, Anda makin tahu bahwa accrued expense merupakan beban yang belum perusahaan bayarkan.Jenisnya bisa dalam bentuk gaji, sewa kantor, pembelian yang telah diterima, hutang bunga, dan beban lain-lain.
Manfaat bagi perusahaan untuk mencatat accrued expense adalah bisa mendapatkan gambaran perkiraan mengenai kewajiban yang perlu perusahaan keluarkan di masa mendatang. Perusahaan bisa lebih mempersiapkan diri untuk menyediakan dana yang diperlukan untuk melunasi beban-beban tersebut.