Cara Brand Kuliner Mengatur Pengiriman dari Central Kitchen ke Outlet

Cara Brand Kuliner Mengatur Pengiriman dari Central Kitchen ke Outlet

Model central kitchen semakin banyak digunakan oleh brand kuliner yang ingin menjaga konsistensi rasa, efisiensi produksi, dan skalabilitas bisnis. 

Dengan satu dapur pusat, proses produksi bisa dikontrol lebih ketat sebelum didistribusikan ke berbagai outlet.

Namun, tantangan terbesar dari model ini bukan hanya produksi, melainkan pengiriman dari central kitchen ke outlet. 

Keterlambatan, stok tidak sinkron, atau pengiriman yang tidak terjadwal rapi dapat mengganggu operasional outlet dan pengalaman pelanggan.

Tanpa sistem pengiriman yang terstruktur, central kitchen justru berpotensi menjadi bottleneck

Oleh karena itu, brand kuliner perlu strategi yang tepat agar distribusi berjalan efisien, tepat waktu, dan minim kesalahan.

Berikut adalah cara brand kuliner mengatur pengiriman dari central kitchen ke outlet secara lebih rapi dan terkontrol.

1. Standarisasi Alur Distribusi dari Central Kitchen

Langkah awal yang penting adalah menetapkan alur distribusi yang jelas dan konsisten. 

Tanpa standar operasional, setiap outlet bisa menerima barang dengan cara dan waktu yang berbeda-beda.

Beberapa hal yang perlu distandarkan:

  • Jadwal pengiriman harian atau mingguan
  • Jenis produk yang dikirim (bahan mentah, semi-finished, frozen)
  • Jumlah dan satuan pengiriman per outlet
  • Waktu cut-off order dari outlet ke central kitchen

Dengan alur yang jelas, tim produksi dan logistik dapat bekerja lebih terkoordinasi.

2. Gunakan Sistem Terpusat untuk Mencatat Permintaan Outlet

Mengandalkan chat atau spreadsheet manual untuk permintaan outlet berisiko menimbulkan miskomunikasi. 

Sistem terpusat membantu mencatat kebutuhan setiap outlet secara rapi. Manfaat sistem terpusat yakni:

  • Outlet mengajukan permintaan sesuai jadwal
  • Central kitchen melihat kebutuhan semua outlet dalam satu dashboard
  • Mengurangi salah kirim dan kelebihan stok
  • Data permintaan bisa dianalisis untuk perencanaan produksi.

Dengan pencatatan digital, distribusi menjadi lebih akurat dan efisien.

3. Atur Jenis Pengiriman Sesuai Karakter Produk

Tidak semua produk dari central kitchen membutuhkan metode pengiriman yang sama. 

Pemilihan jenis pengiriman berpengaruh besar terhadap kualitas bahan saat tiba di outlet.

Contoh pengelompokan:

  • Produk fresh → kurir instan atau same-day
  • Frozen & chilled → armada dengan thermal box
  • Bahan kering → pengiriman terjadwal reguler
  • Produk volume besar → kendaraan roda empat

Pengaturan ini membantu menjaga kualitas bahan sekaligus mengoptimalkan biaya logistik.

4. Integrasikan Sistem Order dengan Layanan Pengiriman

Brand kuliner dengan banyak outlet membutuhkan proses pengiriman yang minim proses manual.

Integrasi sistem order dengan layanan pengiriman membantu mempercepat alur distribusi.

Dengan integrasi API pengiriman:

  • Data pengiriman otomatis dikirim ke sistem kurir
  • Jadwal pickup lebih terprediksi
  • Central kitchen tahu estimasi waktu antar
  • Outlet bisa mempersiapkan penerimaan barang

Layanan agregator pengiriman seperti Biteship memudahkan brand kuliner mengelola berbagai opsi kurir dalam satu sistem.

5. Buat SOP Pengemasan Khusus Distribusi Antar Outlet

Distribusi dari central kitchen ke outlet berbeda dengan delivery ke pelanggan. Oleh karena itu, diperlukan SOP pengemasan khusus.

Standar yang perlu diperhatikan:

  • Label jelas (nama outlet, tanggal produksi, batch)
  • Segel pengaman untuk mencegah kontaminasi
  • Pengemasan sesuai suhu produk
  • Pemisahan bahan mentah dan siap olah.

SOP yang konsisten akan mengurangi risiko kerusakan dan kesalahan distribusi.

6. Pantau Pengiriman Secara Real-Time

Monitoring pengiriman sangat penting untuk memastikan outlet menerima barang sesuai jadwal. 

Tanpa visibilitas, keterlambatan sering baru diketahui setelah operasional terganggu. Manfaat tracking real-time:

  • Central kitchen tahu status pengiriman
  • Outlet bisa bersiap menerima barang
  • Tim logistik dapat segera menangani kendala
  • Evaluasi performa pengiriman lebih objektif

Dengan tracking, koordinasi antar tim menjadi lebih proaktif.

7. Evaluasi dan Optimalkan Jadwal Distribusi Secara Berkala

Kebutuhan outlet dapat berubah seiring pertumbuhan bisnis. Oleh karena itu, jadwal dan metode distribusi perlu dievaluasi secara rutin.

Hal yang bisa dianalisis:

  • Frekuensi pengiriman per outlet
  • Biaya logistik per rute
  • Waktu tempuh rata-rata
  • Konsistensi kualitas bahan saat tiba.

Data ini membantu brand kuliner mengoptimalkan operasional central kitchen secara berkelanjutan.

Baca juga: Mengenal Distribusi dan Peranannya untuk Bisnis!

Kesimpulan

Pengiriman dari central kitchen ke outlet merupakan tulang punggung operasional brand kuliner berskala menengah hingga besar. 

Tanpa sistem yang rapi, efisiensi produksi tidak akan berdampak maksimal di level outlet.

Untuk mendukung proses tersebut dari sisi pemesanan dan permintaan outlet, penggunaan sistem pemesanan terpusat seperti ERP untuk bisnis kuliner membantu brand kuliner mengelola alur order secara lebih rapi sebelum masuk ke proses pengiriman.

Distribusi yang tertata bukan hanya menjaga kualitas produk, tetapi juga memastikan setiap outlet dapat beroperasi dengan lancar dan konsisten setiap hari.

*Artikel ini merupakan hasil kolaborasi antara Biteship dan ESB

Biteship
Tim kami terdiri dari praktisi logistik, pelaku bisnis, dan marketer yang berdedikasi membantu bisnis tumbuh melalui solusi pengiriman dan fulfillment.