Beberapa perusahaan manufaktur maupun retail kerap kali mengalami dead stock. Dead stock adalah stok mati yang ada di gudang. Bukan hal biasa jika banyak barang yang berstatus stok mati. Namun, bagi perusahaan, keberadaan dead stock merupakan kerugian besar karena mereka menyimpan barang tidak berguna.
Alasan kenapa barang dead stock disebut barang tidak berguna adalah karena barang tidak bisa dijual dalam waktu tertentu. Orang yang bertangguh jawab di bagian warehouse perlu solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Nah, Anda bisa menyelami artikel ini untuk mendapatkan inovasi agar barang terjual habis.
Definisi Dead Stock
Dead stock adalah barang inventory yang tidak dapat terjual kembali. Begitu pula dengan definisi menurut laman Brightpearl, dead stock adalah suatu barang inventaris yang memiliki kemungkinan kecil bisa terjual di masa yang akan datang.
Berbeda dengan stock kembali, dead stock mampu menurunkan income manajemen bisnis Anda. Penyebabnya adalah kurangnya upaya atau strategi mengontrol inventaris barang serta manajemen gudang kurang efektif.
Contoh barang yang disebut sebagai dead stock adalah memiliki label “tahun 2022”. Artinya, barang tersebut dapat diperjualbelikan pada tahun 2022 saja. Jika sudah lewat masa itu, maka status barang tersebut disebut sebagai dead stock.
Nah, sampai disini, Anda sudah paham apa itu dead stock? Biasanya, bagian supply chain yang akan menangani problematika seperti ini. Namun, jika Anda sebagai orang awam yang ingin berkecimpung di dunia manufaktur, kenali lebih lanjut terkait penyebab dan cara penjualan yang mudah, ya!
Penyebab Dead Stock
Kondisi adanya barang yang tidak terjual habis sehingga menyebabkan sulitnya terjual kembali itu disebabkan oleh beberapa faktor. Meskipun human error juga menjadi salah satu faktornya, namun ada lima faktor penyebab utama munculnya dead stock. Berikut ini penjelasannya!
1. Prediksi Pasar Meleset
Kesalahan utama penyebab munculnya dead stock adalah perkiraan tren pasar yang salah. Kondisi ini sangat merugikan perusahaan, sebab jika Anda telah memperkirakan produk tertentu maka perusahaan akan memproduksi produk tersebut dalam skala besar.
Kemudian, jika tren pasar tidak sama, maka produk tersebut hanya akan menjadi stok di gudang. Selain itu, faktor yang pertama ini juga berkaitan dengan kanibalisasi penjualan.
Jika ada sales dari perusahaan lain yang bisa menawarkan produk lebih baik, maka pelanggan akan lari ke produk pesaing. Lantaran barang populer tentu lebih laris daripada yang kurang populer.
2. Perhitungan Inventory yang Akurat
Selain produk, Anda juga harus bisa memperhitungkan inventory perusahaan dengan bijak. Sebab, masih sering terjadi produk-produk dengan sistem slow moving memiliki jumlah pembelian yang relatif tinggi. tentunya, hal itu merupakan salah satu faktor dari perhitungan inventory yang belum akurat.
3. Teknologi Inventaris Belum Optimal
Merekap inventaris melalui buku atau spreadsheet secara manual dapat menyebabkan kesalahan dalam proses pengisian ulang. Cara tersebut lebih mudah kehilangan jejak rekapan sebelumnya maupun kelupaan untuk mengisi rekapan selanjutnya.
Melakukan upgrading teknologi melalui perangkat lunak tertentu dapat mendisiplinkan catatan inventaris Anda. Dengan begitu, proses identifikasi barang yang cacat, terlampaui dari batas Minimum Order Quantity (MOQ), dan pemesanan ulang lebih mudah.
4. Sering Pantau Produk yang Gerak Lambat
Nah, Anda sebagai pihak yang bekerja di bagian manajemen inventaris harus bisa mengakali agar produk tidak mencapai dead stock. Anda bisa memulai dengan mengawasi Stock Keeping Unit (SKU) yang pergerakannya mulai lambat. Kemudian, jika Anda sudah tahu produk-produk mana yang banyak tinggalannya, maka Anda harus bergerak cepat untuk menyingkirkan produk tersebut.
5. Kualitas Produk Menurun
Beberapa produk yang mengalami dead stock adalah memiliki kualitas yang buruk. Anda harus menetapkan standar produk yang bagus, sehingga pembeli bisa tertarik dengan produk Anda. Dengan mempertahankan kualitas produk, Anda bisa meningkatkan jumlah permintaan pelanggan tanpa pandang bulu.
Baca juga: Stock Take: Pengertian, 5 Manfaat, dan Tipsnya!
Bagaimana Mengubah Dead Stock Menjadi Penjualan?
Terkadang, memiliki banyak barang di gudang membuat Anda semakin jenuh. Jika sudah begitu, dampak negatif akan membayar ke perusahaan Anda. Oleh karena itu, cobalah cara-cara berikut ini agar produk dead stock Anda laku keras.
1. Berikan Hadiah Kepada Pelanggan
Salah satu cara menarik pelanggan terhadap barang dead stock adalah dengan memberikan hadiah gratis. Anda bisa menggunakan uang, barang, maupun voucher untuk menyenangkan hati pelanggan.
Bahkan cara ini merupakan salah satu taktik hebat dalam dunia pemasaran. Sebab, nilai produk Anda akan semakin meningkat meskipun berlabel dead stock. Ada kemungkinan besar, para pembeli akan kembali lagi karena pelanggan menerima hadiahnya.
2. Sediakan Paket Bundling
Selain barang gratis, pelanggan juga menyukai paket bundling. Adanya paket bundling dapat meningkatkan nilai produk dead stock. Biasanya, paket bundling terdiri dari beberapa item produk yang dikemas dan dijual dengan satu harga.
Jika Anda ingin menerapkan cara ini, maka pastikan pula kandungan lainnya harus memenuhi standar baku mutu. Hal itu dapat mengurangi jumlah barang dead stock serta pelanggan juga akan puas dengan hasilnya.
3. Dead Stock Adalah Memperjualbelikan ke Supplier
Cara terakhir untuk memperbaiki dead stock adalah dengan mengembalikannya ke pemasok atau supplier. Anda hanya perlu komunikasi ke supplier apakah bisa mengembalikan inventaris yang mati atau tidak.
Mungkin beberapa supplier tidak menawarkan pengembalian dana penuh maupun pengembalian barang. Anda bisa melakukan negosiasi agar mendapatkan keuntungannya.
Baca juga: 8 Langkah Manajemen Stock Barang di Gudang
Sudah Tahu Cara Mengubah Dead Stock Menjadi Barang Berguna?
Dari penjelasan di atas, Anda bisa menyimpulkan memang benar bahwa barang dead stock adalah stok mati yang sudah tidak terpakai lagi di gudang. Selain karena ruang penyimpanan terbatas, barang yang dead stock ini menjadi momok keuangan manajemen perusahaan.
Oleh karena itu, Anda bisa menerapkan beberapa prinsip di atas agar dapat menanggulanginya. Apalagi zaman sekarang mudah sekali untuk mengajak kolaborasi. Anda juga bisa membangun kemitraan tertentu untuk melakukan kerja sama realisasi produk dead stock.
Selain itu, cara memberhentikan dead stock adalah membangun relasi dengan pihak yang lain. Marketplace bisa menjadi pilihan untuk pemasaran produk dead stock. Dengan menambahkan voucher atau kemitraan gratis, banyak pelaku usaha yang memilih produk Anda.