Saat membuat laporan keuangan, ada pengelompokan biaya yang dilakukan untuk mempermudah penghitungan. Fixed cost adalah instrumen penting! Apakah Anda sudah tahu apa arti, cara menghitung, dan contoh-contohnya?
Bersama berbagai jenis biaya lainnya, seperti variabel cost dan lainnya nanti penyajian fixed cost akan menghasilkan sebuah penjabaran pembiayaan yang sempurna. Penasaran tentang biaya tetap tersebut?
Apa Itu Fixed Cost?
Pengertian umum dari istilah fixed cost adalah biaya tetap. Biaya ini jumlahnya akan sama, meskipun dalam sebuah bisnis sudah terjadi berkali-kali naik turunnya jumlah produksi barang maupun jasa.
Sederhananya, biaya ini selalu ada dan wajib dibayar perusahaan baik ketika perusahaan memiliki kegiatan bisnis maupun tidak.
Biasanya biaya ini akan ditetapkan, dalam dasar pelaksanaan sebuah bisnis. Keberadaannya akan dijabarkan dalam sebuah perjanjian kontrak atau investasi, letaknya ada di bagian biaya tidak langsung pada sebuah laporan laba rugi usaha.
Jenis Fixed Cost
Untuk mempermudah pemahaman tentang biaya tetap ini, Anda bisa memahaminya melalui tiga jenis biaya tetap. Sering digunakan, dalam daftar pembiayaan sebuah perusahaan atau kegiatan.
- Committed
Biaya ini wajib dibayar oleh perusahaan, sesuai dengan sebuah komitmen yang disepakati di awal bisnis dilakukan. Tidak akan berhubungan dengan biaya produksi, biaya dari setiap kategori divisi kerja di dalam perusahaan tersebut.
- Separable
Dari namanya bisa dipahami, kalau jenis biaya tetap ini dapat dibuat dalam kelompok berbeda berdasarkan kategori tertentu. Misalnya pengelompokan berdasarkan divisi kerja sebuah perusahaan.
- Discretionary
Yaitu jenis biaya dengan jumlah yang dapat berkurang ataupun bertambah, namun setelah beberapa periode dari laporan keuangan. Perubahan tersebut karena adanya periode dari penggunaan biaya terkoneksi.
Contoh Fixed Cost Adalah
Sudah paham tentang jenis-jenis di atas? Selanjutnya Anda juga perlu tahu, apa saja contoh yang biasa tersedia dalam kelompok biaya tetap karena fixed cost adalah bagian laporan yang sangat penting dan memang wajib ada. Apa saja contoh tersebut?
- Premi dari Asuransi yang Digunakan Perusahaan
Asuransi digunakan perusahaan, ketika terdapat resiko bisnis yang bisa terjadi kapan saja. Misalnya asuransi penggunaan kendaraan dan mesin-mesin produksi. Premi yang dibayar untuk asuransi tersebut secara rutin, akan masuk ke dalam daftar biaya tetap.
- Tagihan Rutin Perusahaan
Banyak perusahaan yang melakukan pinjaman modal kepada pihak ketiga, baik itu personal atau perbankan. Dimana nantinya akan muncul tagihan hutang, yang harus dibayar dalam waktu tertentu.
Jumlah biaya tagihan tersebut, akan masuk sebagai fixed cost. Baik itu tagihan menggunakan bunga maupun tidak.
- Gaji Karyawan
Besaran gaji karyawan yang dibayarkan oleh perusahaan, juga masuk dalam daftar biaya tetap. Biaya ini, rutin dikeluarkan setiap bulan karena sudah ditetapkan dan diatur perusahaan. Meskipun ada perubahan, ketika ada karyawan bertambah maupun berkurang.
- Biaya Sewa
Apakah perusahaan Anda menyewa peralatan, lokasi kantor, kendaraan, dan lainnya? Maka biaya sewa yang dikeluarkan perusahaan, akan masuk ke dalam daftar biaya tetap. Alasannya, biaya ini wajib dibayar selama perusahaan masih menggunakan produk sewaan tersebut.
Contoh, sebuah perusahaan menyewa kendaraan operasional melalui client adalah dengan sistem sewa bulanan maka nilai sewanya akan masuk biaya tetap.
- Pajak yang Wajib Dibayar Oleh Perusahaan
Pajak rutin yang harus dibayar oleh perusahaan, juga masuk dalam biaya tetap. Baik itu pajak yang memang dikeluarkan terkait eksistensi perusahaan, seperti pajak bumi dan bangunan.
Juga termasuk pajak terkait kerjasama dengan pihak lain dalam sebuah proyek, yang nilainya disesuaikan dengan pekerjaan yang dilakukan.
- Amortisasi
Biaya ini berhubungan dengan turunnya nilai sebuah aset yang tidak memiliki wujud, membayar kembali pinjaman dari sebuah aset. Sebagai contohnya adalah, hak paten yang harus dibayar sebelum masuk masa kadaluarsanya.
- Biaya Legal
Ketika akan mendirikan sebuah perusahaan, akan ada biaya yang dikeluarkan untuk pengurusan administrasinya melalui notaris. Begitu juga ketika terjadi perubahan manajemen atau AD/ART perusahaan, yang mana akan dibutuhkan pengesahan.
Bagaimana Cara Menentukan fixed cost?
Secara sederhana penghitungan fixed cost adalah berhubungan dengan biaya produksi, variabel, dan jumlah produksi. Untuk menentukannya, Ada rumus utama dan tahapan sampai akhirnya Anda menemukan nilai biaya tetap itu sendiri.
- Rumus
Biaya tetap = total dari biaya saat produksi – (biaya variabel dari setiap unit yang diproduksi x jumlah unit yang sudah selesai diproduksi pada rentang waktu tertentu)
- Langkah Mencari Fixed Cost
- Hal pertama yang harus dilakukan adalah, melakukan penghitungan terhadap biaya produksi perusahaan. Semua biaya yang keluar saat proses produksi produk bisnis tersebut.
- Memastikan pemisahan maksimal antara biaya variabel dan biaya tetap, tentunya dengan mengelompokkan semua biaya yang keluar. Bisa mengacu pada contoh-contoh yang sudah dijelaskan sebelumnya.
- Melakukan penjumlahan antara semua biaya tetap yang sudah dibuat rinciannya. Itulah nantinya yang akan menjadi total dari fixed cost perusahaan Anda.
Faktor yang Mempengaruhi Nilai Fixed Cost
Nilai dari biaya tetap, sangat dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga ada kemungkinan jumlahnya akan berubah dalam periode waktu tertentu. Beberapa faktor berpengaruh dalam penentuan nilainya adalah:
- Adanya Penambahan Cabang Usaha
Ketika sebuah perusahaan membuka cabang, maka akan ada biaya baru yang muncul sampai kantor cabang bisa berdiri sendiri dan punya sumber keuangan mandiri.
- Adanya Penambahan Jumlah Karyawan
Penambahan karyawan, akan mengubah jumlah dana gaji yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pada masa tertentu.
- Adanya Kenaikan Gaji Karyawan
Secara berkala, gaji karyawan sebuah perusahaan bisa saja naik karena keuntungan meningkat.
Menambah pemahaman tentang fixed cost adalah sangat penting, apalagi jika Anda bekerja di bagian keuangan perusahaan. Ini akan memudahkan untuk tahu biaya yang masuk dalam daftar biaya tetap tersebut. Alhasil laporan keuangan yang dibuat akan minim kesalahan.
Leave a Reply