Bisnis supplier baju impor masih menjadi salah satu peluang paling menjanjikan di dunia fashion. Permintaan tinggi terhadap produk-produk impor, mulai dari pakaian Korea hingga Tiongkok, membuat banyak pelaku usaha tertarik masuk ke pasar ini.
Namun, keuntungan sebagai supplier tidak hanya bergantung pada harga jual dan harga beli. Faktor seperti biaya pengiriman internasional, bea masuk, dan efisiensi logistik sering kali menentukan seberapa besar margin yang benar-benar bisa dinikmati.
Bagi calon supplier maupun supplier aktif, penting untuk memahami bagaimana menghitung potensi keuntungan secara realistis, dari biaya per item hingga estimasi ongkos kirim. Artikel ini akan membantu Anda melakukan simulasi perhitungan sederhana sekaligus menunjukkan bagaimana layanan Shipping Biteship dapat membantu menekan biaya logistik dan menjaga margin tetap optimal.
Table of contents
Komponen Dasar Perhitungan Keuntungan Supplier
Sebelum menentukan harga jual, supplier perlu memahami semua biaya yang memengaruhi margin keuntungan. Kesalahan kecil dalam perhitungan bisa membuat profit berkurang drastis atau bahkan hilang sama sekali.
Berikut adalah komponen biaya utama yang perlu diperhitungkan:
1. Harga Beli Barang (FOB/CIF)
Harga barang yang dibeli dari luar negeri, biasanya dalam satuan dolar AS. Pastikan sudah termasuk biaya pengemasan dan pengiriman dari supplier ke pelabuhan (Free on Board/FOB) atau hingga pelabuhan tujuan (Cost, Insurance, and Freight/CIF).
2. Biaya Pengiriman Internasional dan Domestik
Biaya ongkir antarnegara menjadi salah satu faktor paling besar. Tarif ini bisa berbeda tergantung negara asal, berat paket, dan jenis layanan (air cargo atau sea cargo). Setelah barang tiba di Indonesia, masih ada biaya pengiriman domestik dari pelabuhan ke gudang Anda.
3. Bea Masuk dan Pajak Impor
Setiap barang impor dikenakan pajak sesuai kategori HS Code (Harmonized Commodity Description and Coding System, kode ini digunakan oleh bea cukai di seluruh dunia untuk mengidentifikasi jenis barang, menghitung tarif bea masuk dan pajak, serta mengatur ketentuan impor dan ekspor). Untuk pakaian, tarif bea masuk umumnya berada di kisaran 10-15%, ditambah PPN 11% dan PPh 2,5%-7,5% tergantung status importir.
4. Biaya Gudang dan Handling
Termasuk biaya penyimpanan sementara, sortir, pengepakan ulang, atau pengiriman ke reseller. Jika Anda menggunakan layanan fulfillment, biaya ini bisa lebih efisien dan berbasis per order.
5. Harga Jual ke Reseller atau Konsumen
Harga jual menentukan margin akhir. Supplier biasanya mengambil margin 15–30% tergantung volume dan kecepatan rotasi stok.
Rumus sederhananya:
Keuntungan = Harga Jual – (Harga Beli + Ongkir + Bea & Pajak + Handling + Biaya Operasional)
Contoh Simulasi Perhitungan Keuntungan
Untuk memberikan gambaran yang lebih konkret, berikut contoh perhitungan sederhana bagi supplier baju impor dari Tiongkok ke Indonesia.
| Komponen | Detail | Biaya per Item |
| Harga beli dari supplier | FOB – Free on board (produk pakaian basic) | Rp20.000 |
| Pengiriman internasional + handling | Air cargo (estimasi 7-10 hari) | Rp10.000 |
| Bea masuk & pajak impor | 15% total nilai barang | Rp5.000 |
| Biaya pengiriman domestik | Dari pelabuhan ke gudang/reseller | Rp3.000 |
| Total biaya per item | Rp38.000 | |
| Harga jual ke reseller | Rp70.000 | |
| Keuntungan kotor per item | Rp32.000 |
Jika Anda menjual 1.000 potong per bulan, total margin kotor mencapai sekitar Rp 32 juta.
Namun, efisiensi pada komponen logistik, terutama pengiriman internasional dan domestik, bisa menambah margin hingga 5-10%.
Setelah barang impor tiba di Indonesia, efisiensi distribusi menjadi faktor penting dalam menjaga margin keuntungan. Dengan Shipping Biteship, supplier dapat membandingkan tarif dari berbagai ekspedisi domestik dalam satu dashboard, memantau estimasi waktu pengiriman, dan menghitung ongkir secara transparan sebelum mengirim barang ke reseller atau pelanggan.
Dengan sistem yang mudah digunakan, supplier dapat menentukan strategi harga jual dengan lebih akurat, memperkirakan biaya logistik dalam negeri, dan menjaga profit tetap stabil di setiap tahap distribusi.
Bisnis supplier baju impor memiliki potensi keuntungan yang besar, terutama jika Anda mampu mengelola biaya dengan cermat. Namun, dalam praktiknya banyak pelaku usaha yang kehilangan margin karena salah menghitung ongkir, tidak memperhitungkan pajak impor, atau memilih jalur pengiriman yang tidak efisien.
Dengan sistem logistik yang tepat, semua komponen biaya pengiriman domestik dapat dikontrol dan diprediksi sejak awal. Setelah barang impor tiba di Indonesia, supplier perlu memastikan proses distribusi ke reseller, toko, atau pelanggan berjalan efisien.
Melalui Shipping Biteship, supplier dapat:
- Membandingkan tarif dari berbagai ekspedisi domestik dalam satu dashboard.
- Melihat estimasi biaya dan waktu pengiriman secara transparan.
- Melacak status pengiriman real-time hingga barang tiba di gudang, reseller, atau pelanggan akhir.
Dengan cara ini, supplier dapat menjaga arus distribusi tetap lancar, mengurangi biaya operasional, dan memastikan kepuasan pelanggan di seluruh wilayah Indonesia.
Semua fitur ini membantu supplier menentukan harga jual dengan lebih akurat sekaligus menjaga margin tetap optimal.
Siap menghitung potensi keuntungan bisnis supplier baju impor Anda secara lebih akurat?
Gunakan Shipping Biteship untuk membandingkan ongkir, menghitung estimasi biaya impor, dan optimalkan profit bisnis baju impor Anda hari ini!




