Stock keeping unit adalah semacam barcode barang yang menunjukkan product identifier. Kode unik itu nantinya akan di scanning saat melakukan transaksi pembayaran. Oleh sebab itu, setiap barang yang Anda temui di suatu toko atau pusat perbelanjaan tentunya memiliki kode unik yang berbeda-beda.
Stock-keeping unit (SKU) tergolong hal yang sangat penting dalam dunia retail. SKU bisa berpengaruh pada laporan keuangan, jumlah stock barang, dan transaksi pembayaran. Dengan adanya SKU, maka setiap pekerjaan dalam dunia retail akan berjalan efektif dan efisien asalkan input kode sudah benar.
Tentang Stock Keeping Unit (SKU)
SKU atau stock keeping unit adalah suatu metode yang digunakan untuk memberi identitas atau nama dalam tiap produk yang akan dijual. SKU yang biasa ditemui terdiri atas beberapa deretan alfanumerik, kemudian nanti akan dipasangkan pada semua produk sebagai bentuk identitas.
Kode unik inilah yang membedakan antara item produk yang satu dengan beragam produk lainnya. SKU nantinya juga ada yang dicetak dalam bentuk barcode untuk memudahkan perusahaan saat melakukan inventarisasi stok tiap bulannya. Bagaimana penggunaan SKU tiap harinya?
Penjual akan menyiapkan ribuan SKU tergantung jumlah kebutuhannya dalam display barang. Sebelum barang dijual langsung kepada konsumen, maka penjual akan terlebih dahulu memasang SKU pada masing-masing barang agar memudahkan dalam proses transaksi pembayaran oleh bagian kasir.
Seperti yang Anda ketahui, membuat laporan stok dalam dunia ritel sangatlah penting karena akan berkaitan dengan keuntungan dan kerugian. SKU memudahkan dalam mengetahui stok barang gudang, sehingga penjual bisa lebih mudah mempertimbangkan ingin membeli barang kembali atau tidak.
Stock Keeping Unit Adalah Barcode Barang, Lalu Apa Saja Fungsinya?
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, SKU biasanya akan dipasang dalam setiap barang yang akan diperjualbelikan. Dalam dunia retail, pemberian SKU harus dilakukan secara teliti karena berhubungan langsung dengan stok barang yang ada di gudang serta berfungsi sebagai berikut.
1. Melakukan Identifikasi Produk Lebih Spesifik
Setiap produk yang akan dijual kepada pembeli memiliki barcode masing-masing, sehingga bisa langsung terdeteksi dalam sistem atau aplikasi kasir. Jenis barang tertentu biasanya memiliki perbedaan barcode baik dari segi huruf maupun angka sehingga memudahkan pihak retail.
Penentuan nama barcode biasanya akan dilakukan sendiri dari pihak retail untuk memudahkan proses transaksi dan distribusi barang. Kalau ada masalah dalam stock barang, maka pihak gudang akan lebih mudah mendeteksi dan memastikannya.
2. Melacak Inventarisasi Ketersediaan Produk
Stock keeping units akan memberikan kemudahan pihak retail untuk mengetahui jumlah inventaris. Biasanya mereka akan menyesuaikan antara jumlah produk yang ada dalam komputer dengan stok gudang, sehingga bisa meminimalkan terjadinya kerugian.
Untuk melakukan pengecekan inventaris biasanya rutin dilakukan tiap bulan sambil membuat laporan keuangan. Kalau ternyata jumlah stok dalam komputer dan gudang berbeda, maka pihak retail harus melakukan pemeriksaan kembali atau mengganti kerugian kehilangan. \
3. Memudahkan Konsumen Dalam Menemukan Produk
Dengan adanya SKU, maka konsumen yang akan membeli suatu produk bisa lebih mudah menemukannya. Anda bisa mencarinya langsung lewat komputer atau menanyakan terlebih dahulu kepada pihak pembeli mengenai kode produk dan cara mencarinya.
Memberikan barcode dalam suatu produk merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Hal ini dikarenakan konsumen tidak perlu repot harus mencari satu-satu untuk membeli produk yang diinginkan dalam suatu tempat perbelanjaan.
4. Memudahkan Analisis Data untuk Menentukan Produk yang Paling Laris
Penerapan SKU dalam dunia retail biasanya menggunakan produk bundling. Apa itu bundling product? Bundle merupakan teknik menjual produk yang serupa dengan satu harga. Nah, dengan konsep tersebut akan memudahkan pihak retail dalam menentukan produknya yang paling laris.
SKU tidak hanya memberikan kemudahan dalam membuat laporan inventarisasi, tetapi juga sebagai bahan pertimbangan pihak retail dalam mencapai keuntungan. Kalau Anda sudah tahu produk yang laris dan banyak dicari, maka bisa menyediakan stok produk lebih banyak lagi.
5. Mampu Melakukan Identifikasi Penyusutan Produk
Stock keeping unit adalah barcode barang yang memudahkan pihak retail dalam proses inventarisasi. Anda akan lebih mudah mengetahui manakah jenis barang yang jumlahnya mulai mengalami penyusutan, kemudian bisa melakukan pemesanan barang kembali.
Dengan pemeriksaan stok secara berkala, maka pihak ritel tidak akan mengalami kekurangan stok barang yang bisa berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Setiap produk yang jumlahnya mulai menyusut dalam gudang bisa segera diatasi dengan pengiriman distribusi barang baru.
Baca juga: Inventory Control Methods, Kenali Jenis dan Fungsinya!
Apa Bedanya SKU (Stock Keeping Unit) dengan UPC (Universal Product Codes)?
Pernah mendengar tentang istilah UPC atau Universal Product Codes? Sama halnya dengan SKU, UPC juga bisa ditemui dalam dunia retail. Banyak yang mengatakan bahwa kedua istilah tersebut sama, namun sebenarnya ada beberapa perbedaan antara UPC dan juga SKU.
SKU (Stock Keeping Unit) | UPC (Universal Product Universal) |
Tiap toko retail yang menggunakan SKU pasti memiliki kode nomor unik yang berbeda-beda satu sama lain. | UPC bersifat universal, sehingga pihak retailer yang ingin menjualnya akan mendapatkan kode yang sama. |
SKU dibuat sendiri oleh pihak retailer dan tidak diberitahukan kepada orang lain kecuali SDM yang berhubungan. | UPC sifatnya universal sehingga sudah harus terdaftar resmi. |
Kode unik terdiri atas deretan alfanumerik | UPC terdiri atas 12 digit numerik |
SKU dirancang sendiri oleh pihak retailer, oleh sebab itu pastinya berbeda dengan model promosi kompetitor. | UPC bersifat universal, sehingga nomor kode memiliki promosi yang sama dengan semua kompetitor. |
Stock keeping unit adalah barcode unik untuk digunakan sebagai label produk dalam dunia retail. Dengan adanya SKU, maka Anda akan lebih mudah mengecek stok produk, membuat laporan keuangan, product identifier, dan menentukan produk yang paling laris terjual.
Leave a Reply