Break even point atau BEP adalah salah satu konsep penting untuk mengukur kesehatan keuangan dalam dunia bisnis. Seorang pebisnis harus memahami cara menghitungnya agar terhindar dari ancaman kerugian.
Artikel ini akan mengajak Anda untuk mengetahui lebih jauh terkait break even point, mulai dari pengertian hingga cara menghitungnya. Mari simak dengan saksama!
Pengertian BEP
BEP sering juga disebut titik impas. Break even point merupakan perhitungan keuangan mendasar yang mengindikasikan seberapa besar kebutuhan investasi untuk memproduksi sejumlah produk tertentu.
Fungsi dari perhitungan ini adalah untuk menunjukkan kesetaraan antara total biaya dan harga produk. Tanpa memiliki kemampuan untuk menghitung break even point, pebisnis akan menghadapi berbagai kendala.
Kendala ini dapat berupa kesulitan dalam hal menentukan margin laba. Namun, dapat juga berupa kesulitan dalam memprediksi kapan bisnis akan mendapatkan pengembalian modal yang diinvestasikan.
4 Manfaat Break Even Point Bagi Bisnis
Adapun manfaat dari melakukan perhitungan break even point sebagai berikut.
1. Menyusun Rincian Biaya Produksi
Salah satu manfaat utama dari BEP adalah memberikan pemahaman mendalam mengenai biaya total untuk memproduksi sejumlah barang tertentu. Semua biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel akan diperhitungkan secara komprehensif.
2. Dasar Perhitungan Margin Laba
Margin profit adalah standar untuk mengukur keuntungan dari setiap unit produk. Untuk menghitung margin profit dengan akurat, break even point merupakan langkah awal yang penting.
Contohnya, apabila Anda berencana untuk mendapatkan keuntungan sebesar Rp10.000,00 per produk yang terjual. Untuk menentukan harga ideal produk tersebut, Anda dapat menambahkan nominal BEP dengan margin profit.
3. Estimasi Waktu Pengembalian Modal
Break even point juga dapat membantu Anda memperkirakan kapan modal awal Anda akan kembali. Sebagian besar bisnis harus bersiap menghadapi kerugian pada tahap awal operasional, terutama saat brand awareness produk masih belum terbentuk.
Dengan break even point, Anda dapat menghitung berapa banyak produk yang harus terjual dalam kurun waktu tertentu agar modal dapat kembali. Selain itu, akan membantu Anda mengukur ketahanan bisnis di fase awal.
4. Analisis Profitabilitas Bisnis
Manfaat lainnya adalah break even point mampu menganalisis apakah bisnis Anda benar-benar dapat menghasilkan keuntungan atau tidak. Perhitungan ini adalah dasar untuk menilai profitabilitas bisnis.
Tanpa pemahaman tentang hal ini, Anda tidak akan bisa menentukan apakah bisnis menghasilkan keuntungan atau mengalami kerugian. Ini adalah langkah awal yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan dan keberlanjutan bisnis Anda.
Baca Juga: Jurnal Penyesuaian: Pengertian, Manfaat, dan Cara Membuatnya
5 Elemen-elemen BEP
Di dalam BEP terdapat beberapa elemen yang mendasarinya. Adapun elemen-elemen tersebut sebagai berikut.
1. Biaya Tetap atau Fixed Cost
Elemen utama dalam perhitungan break even point adalah biaya tetap. Biaya ini mencakup segala biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Baik ketika tidak ada produksi ataupun ketika ada perubahan dalam produksi, seluruh biaya ini akan tetap terhitung.
Contoh dari biaya tetap, seperti biaya pemeliharaan mesin, sewa gedung, armada kendaraan operasional, tenaga kerja tetap, dan lain-lain.
2. Biaya Variabel atau Variable Cost
Biaya variabel merupakan biaya yang berfluktuasi sesuai jumlah produksi perusahaan. Umumnya, biaya ini akan meningkat secara proporsional seiring meningkatnya volume produksi.
Contoh dari biaya variabel seperti biaya bahan baku, tenaga kerja produksi, hingga peralatan sekali pakai.
3. Biaya Campuran atau Mixed Cost
Biaya campuran merupakan kombinasi dari biaya variabel dan biaya tetap. Umumnya, biaya ini memiliki nilai yang harus dibayarkan walaupun saat tidak ada produksi.
Sementara saat produksi dilakukan, biaya campuran ini akan mengalami peningkatan seiring dengan volume produksi. Contoh biaya campuran seperti tagihan listrik, tagihan air, dan bensin untuk kendaraan operasional.
4. Harga Penjualan
Harga penjualan adalah harga yang ditetapkan oleh perusahaan untuk menjual satu unit produk atau layanannya. Umumnya, harga ini terbentuk setelah melakukan penjumlahan semua biaya produksi.
Harga pokok adalah harga di mana laba bersihnya menjadi nol dan jumlah nominalnya setara dengan nilai break even point.
5. Laba atau Keuntungan
Margin laba atau keuntungan menjadi elemen terakhir dalam perhitungan BEP. Nilai ini harus ditambahkan ke harga jual setelah perhitungan break even point selesai.
Tidak ada ketentuan khusus mengenai besaran margin laba ini. Besarannya ditentukan oleh perusahaan dan disesuaikan dengan harga jual yang diinginkan.
Baca Juga: Apa Itu Biaya Variabel? Pengertian dan Perbedaannya dengan Biaya Tetap
3 Cara Menghitung BEP
Berikut ini adalah 3 cara menghitung break even point beserta rumusnya, yaitu:
1. BEP Per Unit
Metode BEP per unit sangat berguna, jika Anda ingin menilai kontribusi produk per unit terhadap pencapaian laba penjualan.
Rumus break even point per unit:
BEP Per Unit = Fixed Cost / (Harga Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)
2. Per Penjualan
Perhitungan BEP per penjualan adalah dengan membagi biaya tetap dengan selisih antara harga jual dan perbandingan biaya variabel terhadap harga.
Rumus break even point per penjualan:
BEP Per Penjualan = Fixed Cost / [1 – (Total Biaya Variabel / Harga Total)]
3. BEP Per Biaya
Metode terakhir dalam perhitungan break even point adalah berdasarkan per biaya. Biaya ini akan dikurangi dengan margin laba atau harga jual. Cara ini paling umum digunakan karena rumusnya lebih sederhana.
Baca Juga: Cashflow: Komponen, Cara Mengelola, dan Tips Meningkatkannya
Contoh Perhitungan Break Even Point
Pada bulan Maret 2021, CV. Sejahtera Tani memproduksi 500 unit pupuk. Biaya tetapnya sebesar Rp15 juta dan biaya variabel per unit pupuk adalah Rp60 ribu. Jika melihat dari sisi biaya, maka BEP CV. Sejahtera Tani adalah sebagai berikut:
Total Biaya Variabel = Rp60,000 X 500 unit = Rp30,000,000
BEP Per Biaya = (Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel) / Total Unit
= (Rp15,000,000 + Rp30,000,000) / 500
= Rp45,000,000 / 500
= Rp90,000
Maka, BEP berdasarkan biaya untuk CV. Sejahtera Tani pada bulan Maret 2021 adalah Rp90,000 per unit. Untuk meraih keuntungan, CV. Sejahtera Tani perlu menetapkan harga jual pupuk per sak yang lebih tinggi daripada nilai BEP tersebut.
Baca Juga: Apa Itu Biaya Variabel? Pengertian dan Perbedaannya dengan Biaya Tetap
Sudahkah Anda Memahami Tentang BEP?
Sekarang Anda telah mencapai akhir artikel ini. Penjelasan tentang BEP telah terurai secara detail di atas. Break even point adalah konsep yang sangat penting bagi para pebisnis. Pasalnya, break even point dapat membantu dalam menghitung profit atau keuntungan dari produk atau layanan yang mereka tawarkan.
Dengan pemahaman yang diperoleh dari sini, harapannya Anda dapat mengaplikasikan perhitungan ini dalam bisnis secara optimal. Semoga artikel ini bermanfaat!