10 KPI Bisnis Ritel 2025 untuk Dukung Bisnis Jangka Panjang

10 KPI Bisnis Ritel 2025 untuk Dukung Bisnis Jangka Panjang

Dalam industri ritel yang semakin kompetitif, intuisi saja tidak cukup untuk menjaga bisnis tetap tumbuh. Pebisnis perlu mengandalkan data agar strategi bisnis lebih terukur dan tepat sasaran. Key Performance Indicator atau KPI bisnis ritel berperan penting sebagai alat untuk membantu pengambilan keputusan berdasarkan data.

Pada dasarnya, KPI adalah metrik yang mengukur kinerja bisnis. Rutin memantau KPI dengan tepat akan membantu memahami titik kuat dan lemah bisnis Anda, sehingga masalah bisa tertangani dengan segera.

Key Takeaways

  • Pemantauan KPI secara konsisten membantu pebisnis ritel memahami kinerja operasional dan peluang pertumbuhan bisnis.
  • Setiap KPI memiliki fungsi spesifik, mulai dari mengukur efisiensi penjualan, manajemen stok, hingga profitabilitas, sehingga keputusan bisnis hanya berbasis data.
  • Memantau KPI sesuai dengan objektif bisnis akan membuat strategi bisnis lebih terukur, efisien, dan berkelanjutan.

10 KPI yang Wajib Dipantau oleh Pebisnis Ritel di Tahun 2025

Berikut adalah beberapa KPI terpenting dalam ritel yang wajib dipantau pebisnis di tahun 2025, lengkap dengan rumusnya.

1. Year-over-year Growth

KPI bisnis ritel yang paling utama adalah year-over-year growth untuk mengukur peningkatan atau penurunan total penjualan dalam kurun waktu satu tahun. 

Rumus year-over-year growth:

[(Penjualan tahun ini – penjualan tahun sebelumnya) ÷ penjualan tahun sebelumnya] × 100

Dengan mempertimbangkan metrik ini, Anda bisa mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penurunan atau pertumbuhan penjualan. Jika pertumbuhan terpantau stagnan, saatnya Anda menerapkan strategi promosi atau channel distribusi baru.

2. Cost of Goods Sold (COGS)

Cost of Goods Sold (COGS) merupakan istilah asing dari Harga Pokok Penjualan (HPP). KPI ini berguna untuk menghitung nominal biaya yang Anda keluarkan untuk memperoleh atau memproduksi inventaris.

Rumut COGS:

Persediaan awal + pembelian persediaan – persediaan akhir

Mengukur COGS penting untuk mengoptimalkan profit. Jika Anda memahami nominal yang dikeluarkan untuk memperoleh atau memproduksi produk, maka Anda bisa menetapkan harga yang kompetitif dengan tetap mempertimbangkan pengeluaran.

Baca Juga: Ketahui 7 Cara Menentukan Harga Jual Produk yang Tepat

3. Conversion Rate

KPI ini berfungsi untuk menghitung persentase pengunjung toko, baik online maupun offline, yang melakukan pembelian. Mengukur conversion rate akan membantu Anda memahami seberapa efektif strategi bisnis, misalnya pelayanan, dalam mendorong atau membujuk pengunjung untuk membeli produk yang ditawarkan.

Rumus conversion rate:

(Jumlah penjualan ÷ jumlah pengunjung) x 100

Tingkat konversi yang rendah menunjukkan bahwa Anda perlu menyesuaikan strategi penjualan. Misalnya, pertimbangkan untuk merombak toko atau website bisnis, mempromosikan produk dengan cara yang lebih menarik, atau menyederhanakan proses pembelian.

4. Average Order Value (AOV)

KPI bisnis ritel selanjutnya adalah average order value yang berfungsi mengukur rata-rata transaksi pelanggan di toko Anda.

Rumus AOV:

Total pendapatan ÷ jumlah pesanan

AOV menunjukkan seberapa besar pelanggan berbelanja dalam sekali transaksi. Tinggi rendahnya AOV berpengaruh terhadap penetapan harga, penjualan, kampanye, dan strategi pemasaran bisnis Anda. 

AOV tinggi menandakan pelanggan membeli produk bernilai tinggi atau membeli banyak produk sekaligus. Sebaliknya, jika AOV rendah, maka transaksi pelanggan relatif minim, sehingga Anda perlu menciptakan strategi baru untuk meningkatkan AOV, misalnya bundling produk atau upselling.

5. Basket Size

Metrik basket size mengukur rata-rata jumlah unit yang terjual per transaksi. Rumus menghitungnya cukup sederhana:

Total unit yang terjual ÷ total transaksi

Hasil basket size yang besar menunjukkan bahwa pelanggan membeli banyak barang saat bertransaksi di toko Anda. Namun, jika basket size kecil, artinya pelanggan cenderung membeli satu item saja.

Anda bisa meningkatkan basket size dengan menerapkan program diskon “buy more, save more”, cross-selling, atau promosi produk yang lebih kreatif untuk mendorong peningkatan penjualan.

6. Gross Profit

Gross profit atau laba kotor mengacu pada pendapatan bisnis secara keseluruhan, yang telah dikurangi biaya produksi.

Rumus menghitung laba kotor:

Total pendapatan – HPP

Laba kotor berguna sebagai parameter untuk mengukur keuntungan bisnis serta efisiensi biaya produksi. Setelah memahami total laba kotor, Anda bisa mempertimbangkan strategi lebih lanjut terkait investasi tambahan, mengurangi pengeluaran, atau justru mengoptimalkan produksi barang.

7. Net Profit 

Jika metrik sebelumnya membantu mengukur laba kotor, metrik KPI bisnis ritel yang satu ini berguna untuk menghitung laba bersih atau total pendapatan yang telah dikurangi dengan seluruh biaya operasional bisnis.

Rumus menghitung laba bersih:

Total pendapatan – total pengeluaran

Menghitung laba bersih membantu Anda memahami apakah laba yang dihasilkan cukup untuk menjalankan bisnis. Laba bersih yang rendah mengindikasikan bahwa Anda perlu mengurangi biaya operasional.

8. Inventory Turnover

KPI bisnis ritel berikutnya adalah inventory turnover atau perputaran stok yang berfungsi untuk menghitung kecepatan penjualan stok dalam periode tertentu.

Rumus menghitung perputaran stok:

HPP ÷ biaya persediaan rata-rata

Memantau perputaran stok membantu Anda mengenali produk dengan peminat tertinggi. Berbekal KPI ini, Anda bisa merencanakan stok dengan lebih baik dan seimbang.

Sebab, perputaran stok yang terlalu tinggi menandakan permintaan pelanggan tidak dapat terpenuhi dengan cepat, sementara tingkat perputaran stok yang rendah akan menyebabkan stok mati.

9. Customer Retention Rate

Customer retention rate berguna untuk mengukur persentase pelanggan lama yang kembali membeli produk Anda dalam periode tertentu.

Rumus customer retention rate:

[(Jumlah pelanggan akhir – jumlah pelanggan baru) ÷ jumlah pelanggan awal] ×100

Mengukur metrik ini akan memberikan gambaran tentang kualitas pengalaman pelanggan yang Anda ciptakan. Pengalaman ini dapat berupa kualitas layanan pelanggan atau kinerja produk.

Jika customer retention rate rendah, coba lakukan inovasi bagi pelanggan yang loyal, seperti kartu member yang memberi diskon atau produk gratis bagi pelanggan setia. Strategi ini berperan besar dalam membangun loyalitas pelanggan.

10. Sell-through Rate

Terakhir, sell-through rate atau rasio penjualan berfungsi untuk mengukur stok yang berhasil terjual dibandingkan dengan stok awal.

Rumus sell-through rate:

(Jumlah unit terjual ÷ stok awal) x 100

Sell-through rate atau rasio penjualan yang tinggi menunjukkan bahwa produk laku dengan cepat dan stok tidak menumpuk, sehingga modal berputar lebih cepat. Jika rasio penjualan rendah, analisis kembali permintaan pasar, mengevaluasi channel distribusi, dan meningkatkan pemasaran produk secara lebih agresif.

Contoh Kasus Penyesuaian KPI dan Objektif Bisnis

Berikut beberapa contoh kasus yang bisa membantu Anda menentukan tabel KPI apa saja untuk karyawan ritel sesuai objektif yang ingin dicapai.

1. Meningkatkan Penjualan

Jika Anda ingin meningkatkan penjualan, perhatikan secara rutin year-over-year growth, average order value, conversion rate, dan basket size. Keempat KPI ini bisa membantu Anda menilai efektivitas bisnis dalam mendorong pelanggan untuk lebih banyak dan lebih sering berbelanja, sehingga penjualan semakin meningkat.

2. Memperkuat Pengalaman Pelanggan

Meskipun tidak ada parameter pasti untuk mengukur pengalaman pelanggan, namun metrik ini bisa memberi Anda gambaran tentang cara pelanggan merespons bisnis Anda, yakni customer retention rate, basket size, dan average order value. Tiga KPI ini akan membantu Anda memahami perilaku dan respons pelanggan.

3. Mengoptimalkan Keuntungan

Bagi Anda yang ingin mengoptimalkan keuntungan, pantau terus cost of goods sold (COGS) atau HPP, gross profit, dan net profit. Ketiga KPI ini berfungsi sebagai indikator utama untuk menilai kesehatan finansial bisnis.

Jika Anda bisa menekan COGS, maka gross profit akan naik dan apabila biaya operasional dikelola dengan baik, net profit juga ikut meningkat. Dengan memantau ketiganya secara rutin, Anda bisa melihat gambaran biaya produksi hingga keuntungan bersih, lalu mengambil keputusan yang lebih tepat untuk meningkatkan profit.

Biteship: Solusi Fulfillment dan Logistik yang Terintegrasi

Memantau KPI bisnis ritel secara konsisten akan membantu Anda memahami kondisi usaha, mengambil keputusan lebih cerdas, dan menjaga bisnis tetap terukur. Anda bisa memulai dengan memperhatikan KPI yang paling relevan dengan tujuan bisnis, lalu menggunakan data tersebut untuk mengeksekusi strategi yang lebih terarah.

Untuk memastikan KPI seperti inventory turnover, sell-through rate, dan customer retention rate tetap sehat, pengelolaan logistik yang efisien sangatlah penting. Kini, hadir layanan fulfillment dari Biteship sebagai mitra bisnis ritel andal dan terpercaya.

Biteship menyediakan layanan fulfillment dan logistik dengan sistem inventori real-time yang terintegrasi ke berbagai marketplace. Melalui dashboard terintegrasi, Anda bisa memantau pergerakan barang hingga status pengiriman dari berbagai ekspedisi dalam satu platform. Dukung pertumbuhan bisnis jangka panjang bersama Biteship!

Biteship
Tim kami terdiri dari praktisi logistik, pelaku bisnis, dan marketer yang berdedikasi membantu bisnis tumbuh melalui solusi pengiriman dan fulfillment.