Mengenal Buffer Stock & Indikatornya, Lengkap dengan Contoh

Mengenal Buffer Stock & Indikatornya, Lengkap dengan Contoh
buffer stock adalah

Secara umum, buffer stock adalah manajemen yang bertanggung jawab terhadap kestabilan stok. Dengan kata lain, aktivitas ini berfungsi untuk menjaga harga dan stok tetap stabil. Tujuannya untuk mencegah harga barang tidak jatuh sebelum mencapai target perusahaan. Yuk, cari tahu lebih lanjut di artikel ini!

Apa Itu Buffer Stock?

Buffer stock adalah salah satu jenis alat yang membantu bisnis berjalan lancar. Bentuk inventaris ini berfungsi sebagai perlindungan untuk mengantisipasi kekurangan stok. Adapun nama lainnya, seperti safety inventory, stok penyangga, buffer cushion, buffer inventory, dan lain sebagainya.

Perusahaan yang memiliki sistem ini dapat menjamin produksi dan pasokannya tidak terganggu. Biasanya, seperti stok pengaman, inventaris penyangga, stok strategis, dan sejenisnya.

Maksud dari persediaan penyangga, diartikan bahwa jumlah barang dapat disimpan melalui buffer stock. Nantinya cara ini harus memiliki dukungan dari perusahaan untuk melindungi persediaannya. Sebagai contoh, ketika perusahaan mengalami permintaan pasar dan perkiraan barang yang berlebihan.

Tidak itu saja, stok ini juga berfungsi dalam pengiriman pasokan. Seperti pemasok datang terlambat, jumlah barang rusak dalam transportasi, jumlah ketersediaan barang yang kecil, dan lain-lain.

Banyaknya buffer stock, tergantung pada perusahaan. Mulai dari penjualan produk, waktu tunggu, historis tentang inventaris, tren pasar, dan jumlah pesanan.

Namun, penjualan perusahaan juga bisa meningkat. Khususnya saat terjadi perubahan permintaan barang mengikuti pasar.

Apakah Buffer Stock dan Safety Stock Itu Sama?

Buffer diartikan sebagai penyangga, sedangkan safety stock berarti stok pengaman. Jika melihat artinya, sudah jelas keduanya sama. Safety stock dan buffer stock adalah satu istilah yang sama-sama menjaga operasional produksi. Dengan demikian, produksi bisa tetap berjalan sampai barang masuk ke stok.

Pada ketersediaan ini, perusahaan harus melebihkan jumlah stok barang dalam gudang. Tujuannya untuk meminimalisir terjadinya kekurangan barang dan bahan baku pendukung.

Contoh dan Cara Menghitung Buffer Stock

Ada dua metode yang bisa Anda gunakan dalam menghitung buffer stock. Berikut ini contoh dan cara menghitungnya!

1. Metode Intuisi

Pada dasarnya, perusahaan menggunakan metode ini berdasarkan pengalaman penjualannya, baik itu secara bulan maupun tahun. Contohnya sebagai berikut.

Sebuah perusahaan baju memproduksi 10.000 pcs dan ingin mencatat buffer stock sebanyak 70%. Dengan demikian, berikut ini perhitungannya.

  • Jumlah buffer stock

10.000 pcs x 70% = 7.000 pcs.

Jadi, jumlah baju yang diproduksi memiliki perhitungan 10.000 + 7.000 = 17.000 pcs.

2. Metode Maksimum Rata-Rata

Pada metode ini, buffer stock memiliki perhitungan dengan cara selisih. Maksudnya selisih dari pemakaian maksimum dan pemakaian rata-rata. 

Biasanya ada waktu tertentu, seperti seminggu atau sebulan. Hasil dari selisih tersebut akan dikalikan lead time.

Buffer Stock = (Maksimum – Rata-Rata) x Lead Time.

Perhatikan contoh di bawah ini!

PT Gembira Raya memperkirakan pemakaian maksimum per minggunya sebanyak 500 kg. Sementara itu, pemakaian rata-ratanya sebesar 300 kg. Setelah itu, lead time yang dibutuhkan perusahaan selama 3 minggu.

Jumlah buffer stock yang perusahaan butuhkan adalah sebagai berikut.

(500 kg – 300 kg) x 3 minggu = 600 kg.

Baca Juga: Inventory Control Methods, Kenali Jenis dan Fungsinya!

5 Indikator Pendukung Buffer Stock

Buffer stock adalah cara yang membutuhkan indikator pendukung agar dapat optimal. Setidaknya ada 5 indikator yang harus Anda lakukan untuk mencapainya. Cari tahu lengkapnya berikut ini!

1. Accurate Forecasting

Indikator ini akan membuat Anda pandai memprediksi permintaan dan penawaran pasar. Tujuan untuk mengevaluasi jumlah stok agar siap mencapai target buffer stock.

2. Lead Time

Istilah lead time sering dipakai dalam industri manufaktur untuk menggambarkan manajemen bahan baku dan produksi. 

Melalui lead time, Anda bisa mengetahui jumlah bahan baku yang tersedia. Baik itu harus disediakan lebih awal atau sebaiknya ditunda terlebih dahulu.

3. Seasonal Variations

Ketika menyimpan bahan baku, Anda harus memperhatikan variasinya (seasonal variations). Khususnya dalam menentukan variasi musim. Sebab, sejumlah bahan baku bisa mengalami kerusakan pada musim tertentu.

4. Refill Frequency

Secara berkala, Anda harus melakukan penyetokan kembali (refill frequency) terhadap bahan baku. Terutama saat stok sudah mulai menipis saat produksi berlangsung. Anda bisa melakukannya setiap sebulan sekali.

5. Product Perishability

Indikator yang terakhir adalah product perishability, yakni bahan baku mudah rusak. Produk seperti ini biasanya memiliki usia simpan pendek, nilai turun karena rusak, mengalami kegagalan, penguapan, dan sejenisnya. Oleh sebab itu, dibutuhkan indikator ini untuk merencanakan stok bahan baku lebih baik.

Kelebihan Buffer Stock

Setelah mengetahui pemaparannya, Anda juga harus memahami kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan buffer stock adalah sebagai berikut.

1. Menjaga Kestabilan Harga

Jika jumlah produk atau bahan baku terbatas, harga pasaran menjadi taruhannya. Baik itu nantinya turun maupun naik, sebab sudah menjadi rahasia umum.

Apalagi, jika kondisi ekonomi tidak stabil dan kelangkaan jumlah produk. Dengan demikian, bisa menyebabkan keresahan untuk konsumen. Oleh sebab itu, perusahaan harus mengatasinya menggunakan buffer stock.

Anda perlu mengeluarkan ketersediaan produk, yakni memperjualkan dan mendistribusikannya kepada konsumen. Dengan demikian, kestabilan harga produk di pasaran bisa terjaga. Salah satu penyebabnya, kuantitas produk yang terpenuhi.

2. Menekan Risiko Turun Harga

Fenomena ini sering terjadi pada masa panen yaitu banyak pihak memperjualkan produknya secara besar-besaran. Lebih rumitnya lagi, jika ada perusahaan berbeda yang menjual produk sejenis.

Perlu Anda ketahui, semakin tinggi jumlah kuantitas produk, maka harga yang ditawarkan akan semakin menurun.

3. Membantu Regulasi Makanan

Anda harus tetap memberikan regulasi dan supply kepada konsumen. Khususnya tentang produk saat berlangsungnya buffer stock. Dengan demikian, konsumen bisa tetap mengkonsumsi produk tersebut.

Baca Juga: Cara Manajemen Stok Barang untuk Bisnis Anda

Kekurangan Buffer Stock

Selain kelebihan, buffer stock juga memiliki kekurangan. Pahami penjelasan di bawah ini!

1. Potensi Salah Hitung

Berkaitan dengan penyimpanan barang, maka perusahaan harus benar-benar memperhatikannya. Dengan demikian, bisa sesuai jenis produk, kualitas produk, bahan baku produk, dan lain-lain.

Selain itu, perusahaan juga harus mempertimbangkan ketepatan penjualan. Dengan demikian, penjualan bisa sesuai momen dan tidak memberikan kerugian.

2. Menyebabkan Produk Rusak

Ada kemungkinan produk yang disimpan tidak bisa menutup kerusakan. Misalnya seperti daging, susu, atau produk sejenisnya yang bisa rusak. Biasanya karena penyimpanan produknya memiliki durasi tertentu atau kadaluwarsa.

Agar dapat mencegah kerugian dari produk rusak, maka perusahaan bisa mempertimbangkan durasi penyimpanan. Salah satunya dengan menyesuaikan jenis dan bahan baku produknya.

Sudah Mengenal Buffer Stock?

Buffer stock adalah salah satu cara untuk mengelola ketersediaan barang agar stabil. Oleh sebab itu, Anda bisa menggunakannya untuk meminimalisir terjadinya kerugian. Lakukanlah langkah-langkah rumus dengan benar, sehingga Anda tidak mengalami kesalahan. Semoga bermanfaat!

Punya

Ratusan / Ribuan

Kiriman Setiap Hari?

Satu platform, beragam layanan pengiriman dan logistik

Web Dashboard

Pergudangan & Pengemasan

Dilengkapi Kurir Instant

Plugin Pengiriman

Integrasi API Pengiriman

Mendukung beragam layanan pengiriman

GojekJNEJNTTIKI

Terintegrasi dengan channel marketplace

TokopediaLazadaTiktokShopee

Mau Pengiriman Jadi Jauh Lebih Efektif?

Dapatkan potongan harga untuk pengiriman lebih banyak, #kirimlebihbanyak bersama Biteship!