Dalam dunia bisnis Anda tidak hanya akan mengenal tentang istilah-istilah marketing saja. Namun, ada pula beberapa istilah seperti biaya variabel, biaya tetap, cash flow, dan lain sebagainya. Salah satu yang akan kita bahas dalam artikel ini adalah biaya variabel.
Apa Itu Biaya Variabel?
Secara umum biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, namun nominalnya bisa berubah tergantung dengan jumlah produksi yang dilakukan. Jadi, singkatnya biaya ini akan menyesuaikan dengan kapasitas perusahaan dalam memproduksi produknya.
Ketika jumlah produksi di perusahaan naik, biaya variabel juga akan naik, begitupun saat turun. Di samping itu, biaya variabel juga diartikan sesuatu nominal yang akan dihitung sebagai jumlah dari biaya marginal (marginal cost) dari semua unit yang diproduksi.
Ada kalanya biaya variabel ini juga akan disebut sebagai biaya unit level atau tingkat level. Hal itu dikarenakan terkadang biaya variabel bisa bervariasi dengan jumlah unit yang perusahaan produksi.
Baca Juga: Cashflow: Komponen, Cara Mengelola, dan Tips Meningkatkannya
5 Contoh Biaya Variabel
Menilik dari penjelasan yang sudah disampaikan mungkin, Anda sedikit bertanya-tanya tentang contoh dari biaya variabel itu sendiri. Nah, untuk mengetahuinya silahkan simak penjelasan yang ada di bawah ini.
1. Tenaga Kerja Langsung
Contoh yang pertama adalah tenaga kerja langsung. Secara sederhana, tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang memiliki peran langsung dalam produksi barang di perusahaan.
Mereka akan mendapatkan upah yang sesuai dengan perjanjian ketika mereka telah berhasil menghasilkan suatu produk.
2. Komisi atau Gaji
Contoh kedua dari biaya variabel adalah komisi atau gaji. Untuk gaji biasanya akan diberikan kepada karyawannya pada setiap bulannya.
Sedangkan, komisi berhubungan dengan bonus yang karyawan peroleh ketika mereka berhasil memenuhi target penjualan dalam jumlah tertentu.
3. Bahan Baku Langsung
Semua bahan baku yang berhubungan dengan proses produksi barang disebut sebagai bahan baku langsung.
Khusus bahan baku langsung memiliki entitas yang tidak pasti. Maksudnya bisa berubah kapan pun sesuai dengan jumlah kebutuhan produksi perusahaan.
4. Pemenuhan Keperluan Alat Produksi
Bahan baku yang sudah disiapkan perusahaan tentu tidak akan dibiarkan begitu saja bukan. Untuk itu meski sudah ada tenaga kerja yang membantu prosesnya, namun tetap butuh yang namanya alat produksi. Alat-alat ini bisa berupa mesin yang membutuhkan listrik, oli, dan keperluan lainnya.
5. Upah Lembur Tenaga Kerja
Contoh terakhir dari biaya variabel adalah upah lembur tenaga kerja. Dalam sistem perundang-undangan ada yang namanya aturan tentang upah lembur karyawan.
Hal ini berlaku bagi semua sektor industri karena perusahaan tidak memiliki hak untuk menyita waktu karyawan lebih dari jam kerja kecuali memberikannya upah.
Pada aturan baru setiap upah ini akan disesuaikan dengan hitungan dari gaji mereka dan ditafsirkan pada setiap jamnya. Maka dari itu, seluruh jumlah jam yang dihabiskan oleh tenaga kerja ketika lembur akan terhitung sebagai biaya variabel perusahaan.
Baca Juga: Ketahui 7 Cara Menentukan Harga Jual Produk yang Tepat
5 Perbedaan Biaya Variabel dengan Biaya Tetap
Pada beberapa kasus masih ada orang yang belum mengerti tentang perbedaan antara biaya variabel dengan biaya tetap. Memang keduanya sama-sama biaya yang artinya wajib dipenuhi oleh perusahaan. Namun, ada perbedaan yang harus Anda ketahui. Berikut adalah 5 perbedaan antara keduanya yaitu:
1. Waktu yang Terjadi
Untuk membedakan antara biaya tetap dan biaya variabel Anda dapat melihat waktu yang terjadi. Untuk biaya tetap sendiri merupakan jumlah pengeluaran yang tidak terjadi di setiap harinya. Mungkin periode bulan atau tahun.
Sementara biaya variabel sendiri merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan waktu yang lebih pendek. Bisa seminggu satu kali atau bahkan setiap hari. Oleh sebab itu, laporan ini biasanya juga akan selalu tercatat agar tidak menumpuk.
2. Penentuan Harga
Perbedaan keduanya bisa Anda lihat dari penentuan harga. Umumnya, perusahaan jarang menggunakan biaya tetap sebagai dasar untuk menentukan harga produk karena tidak mencakup keseluruhan dari biaya yang dikeluarkan perusahaan.
Beda lagi dengan biaya variabel yang menjadi dasar untuk menentukan harga produk di perusahaan. Sebab, pencatatan dari biaya ini akan mencakup keseluruhan dari biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan.
3. Produksi
Perbedaan ketiga antara biaya tetap dan biaya variabel adalah dari segi produksinya. Biaya tetap merupakan biaya yang berhubungan langsung dengan proses produksi suatu barang.
Dengan begitu, berapapun jumlah entitas produksi perusahaan maka tidak akan berpengaruh pada nilai biaya tetap tersebut.
Sementara itu, biaya variabel keterbalikannya yakni akan mendapat pengaruh langsung dari jumlah produksi barang oleh perusahaan. Semakin banyak jumlah produksinya maka nilai biaya variabel juga akan semakin besar.
4. Pencatatan Akuntansi
Secara umum, biaya tetap akan dicatat dalam laporan keuangan sebagai pengeluaran yang relatif konstan dari periode ke periode. Biasanya, biaya tetap dicatat dalam bagian “biaya tetap” atau “biaya operasional tetap” pada laporan laba rugi.
Selain itu, pada laporan laba rugi biaya tetap tidak akan berubah terlepas dari fluktuasi volume penjualan atau produksi.
Oleh sebabnya, jumlah biaya tetap yang dicatat pada laporan laba rugi tidak akan berubah signifikan meskipun tingkat aktivitas bisnis berubah.
Sementara itu, biaya variabel akan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai biaya berdasarkan volume penjualan atau produksi. Biasanya, pencatatan tersebut akan masuk ke dalam bagian “biaya variabel” atau “biaya produksi” pada laporan laba rugi.
5. Pengambilan Keputusan
Perbedaan terakhir ada pada pengambilan keputusan. Anda perlu memahami bahwa biaya tetap memiliki pengaruh yang lebih kecil dalam pengambilan keputusan jangka pendek, misalnya saja seperti menentukan harga jual suatu produk.
Sedangkan, biaya variabel memiliki dampak lebih besar dalam prospek tersebut karena perubahan volume penjualan akan langsung mempengaruhi biaya variabel dan margin laba.
Untuk itu, ketika perusahaan mengambil keputusan maka laporan pertama yang akan dijadikan patokan adalah biaya variabel.
Baca Juga: Laba : Pengertian, Jenis, dan Strategi Memaksimalkan
Sudah Lebih Paham Tentang Biaya Variabel?
Melalui penjelasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa biaya variabel adalah pokok utama atau pondasi perusahaan dalam menentukan keputusan harga jual produk yang mereka miliki. Tanpa adanya perhitungan dari biaya ini perusahaan bisa saja mendapatkan kerugian karena tidak memiliki prospek gambaran harga yang jelas.